Jumat, 24 April 2009

JALAN HIDAYAH UNTUK PAK HAJI

Disudut kota itu masih pagi sekali . Sang mentari enggan untuk menunjukkan kepperkasaan sebagai sang raja siang . udara pagilah yang mendahului jadwalnya dengan menunjukkan ke segaran udaranya .segar hidung ini menghirupnya.memang masih sedikit berkabut . sejauh mata memendang hanya terlihat kabut disana sini.seperti asap motor yang dikeluarkannya yang sering membuat kemacetan dijalan raya kota besar negri ini. akn tetapi ini berbeda ,kabut ciptaanya . adakah manusia didunia ini yang dapat membuat kabut seperti ciptaanya .allahualam bisowab,,,sudut kota gedhe surakarta.....
pemuda itu bertasbih atas suma kebesarannya yang diberikan olehnya..subhanallah ,,
terimakasih ya allah engkau masih memberi kepercayaan untukku melanjutkan hidup didunia ini. engkau masih memberiku nikmat berjuta juta . nikmat untuk melihat keindahanfenomena alam pagi.nikmat untuk selalu berucab syukur kepadamu...nikmat untuk mendengarkan adzan subuh seorang muadzin...
pemuda itupun bangun dari kamar tidurnya sambil merapikan selimutnya. ia melanjutkan dengan senam tangan seadanya untuk melenturkan otot-ototnya yang sedari tadi kaku. matanya masih sembab memerah.